Capaian Vaksinasi MR di NTB, Rendah

Editor: Koko Triarko

Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah/ Foto: Turmuzi

MATARAM – Tingkat capaian pemberian vaksin campak rubella pada anak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, masih rendah, yakni 68,2 persen. Rendahnya capaian tersebut, karena banyak dia ntara masyarakat masih salah faham terkait vaksin tersebut.

“Kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat terkait vaksin campak rubella, menjadi salah satu sebab capaian pemberian vaksin masih rendah”, kata Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, di Mataram, Jumat (21/12/2018).

Sebagian masyarakat malah tidak mengizinkan anaknya diberikan vaksin campak rubella, karena mendapatkan informasi tidak benar, kalau pemberian vaksin rubella akan berbahaya bagi anak.

Padahal, pemberian vaksin tersebut merupakan kebijakan pemerintah, untuk melindungi masyarakat, khususnya bayi, dari virus yang mengganggu tumbuh kembang anak.

“Dengan pemberian Vaksin tersebut kepada anak, mulai dari usia 9 bulan sampai di bawah 15 tahun, utamanya untuk ibu hamil, akan melindungi masyarakat dari serangan virus berbahaya,  terutama campak dan rubella”, katanya.

Selain pemahaman yang kurang dan informasi tidak benar, juga karena NTB baru saja dilanda musibah gempa bumi yang mengakibatkan pemberian vaksin di lapangan terganggu, khususnya di Kabupaten Lombok Utara, sebagai daerah yang terdampak cukup parah di NTB.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, sebelumnya mengatakan, untuk memberikan pemahaman dan informasi secara utuh tentang vaksin campak rubella, Dikes NTB bersama Dinkes Kabupaten Kota, gencar melakukan sosialisasi, termasuk dengan menggandeng kader posyandu di setiap kelurahan dan desa.

Menurutnya, saat ini angka capaian vaksin di NTB masih kecil, yakni 68,2 persen. Pada 2019, Pemprov NTB menargetkan pemberian vaksin campak rubella bisa mencapai 95 hingga 100 persen, agar semua bayi dan anak bisa mendapatkan vaksin.

Lihat juga...