Inovasi Pelayanan Publik Diharap Perhatikan Kearifan Lokal
SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta agar inovasi pelayanan publik yang terus berkembang tetap memperhatikan kearifan lokal di lingkungan sekitar.
“Kearifan lokal harus benar-benar diperhatikan dalam pembuatan inovasi pelayanan publik, sebab saat orang berlomba-lomba membicarakan teknologi, pertanyaannya adalah sampai kepada masyarakat atau tidak?” kata Ganjar di Semarang, Rabu (12/12/2018).
Menurut Ganjar, sebagus apapun inovasi pelayanan publik yang dibuat, tapi jika tidak sampai kepada masyarakat maka akan sia-sia dan tidak berguna.
Politikus PDI Perjuangan itu tidak memungkiri bahwa tidak semua masyarakat saat ini melek teknologi sehingga inovasi pelayanan publik harus terjangkau dan diperlukan penyampai pesan kepada masyarakat.
“Siapapun harus dilibatkan, bisa kelompok pengajian, PKK, karang taruna, sekolah, Babinsa, Hansip, dan semuanya yang bisa menyosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, inovasi pelayanan publik lanjut harus betul-betul berbasis pada kebutuhan masyarakat dan kearifan baik lokal maupun sosial harus diperhitungkan agar inovasi yang dibuat tersebut benar-benar berfungsi baik.
Ganjar juga menegaskan inovasi pelayanan kepada masyarakat tidak harus selalu menggunakan kemajuan teknologi dan diterapkan dalam berbagai program pemerintahan.
“Misalnya persoalan sampah, harus ada inovasi pelayanan kepada masyarakat, cara buang sampah yang benar seperti apa, pengelolaannya seperti apa, cara pemilahannya seperti apa dan sebagainya,” katanya.
Penerapan kearifan lokal, lanjut Ganjar, juga dapat diberlakukan terkait sanksi atas pelanggaran yang dilakukan masyarakat, “Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mengurangi maraknya sampah di sebuah daerah,” ujarnya.