JMP, Fasilitas Penyelamat Kemacetan Tanah Abang

Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang - Foto istimewa

JAKARTA – Tanah Abang, yang berada di Jakarta Pusat, bagi warga DKI telah menjadi ikon. Pasar tersebut, telah menjelma menjadi lokasi jual beli tekstil terbesar di Asia Tenggara. Bicara mengenai Tanah Abang, orang akan memikirkan satu hal, yaitu macet. Tak dapat ditampik, limpahan pedagang di Tanah Abang, menjadi momok bagi Pemprov DKI Jakarta. Hal itu menjadi penyebab kemacetan di kawasan tersebut.

Terobosan terbaru yang dibuat Pemprov DKI di 2018 adalah, Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang, atau biasa disebut dengan skybridge. Awal pembangunan fasilitas tersebut, bertujuan agar tata letak pedagang kaki lima yang biasa memenuhi badan jalan dapat dipindahkan ke jembatan. Dengan upaya tersebut, diharapkan kemacetan menjadi berkurang. Secara teknis, pengerjaan pembangunan JPM Tanah Abang, dibagi empat zonasi, dimulai dari zona A, zona B, zona C dan zona D, dengan panjang 100 meter.

Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan, selaku kontraktor pembangunan JPM menuturkan, keberadaan jembatan tersebut diharapkan membuat kawasan Tanah Abang semakin tertata. Sehingga tidak ada lagi titik kemacetan. “Dengan JPM diharapkan, mengurangi kemacetan oleh sebab itu kami hadir di sini untuk bisa berinteraksi dengan bapak dan ibu sekalian,” ucap Yoory, kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) dalam sosialisasi di Kantor Kelurahan Kampung Bali Tanah Abang Jakarta Pusat.

Kios JPM, diutamakan diisi oleh penduduk DKI Jakarta. Data yang dikumpulkan dari pengurus RW, akan didata ulang kembali oleh Kecamatan Tanah Abang dan Kelurahan Kampung Bali. Berdasarkan kelancaran kontraktor dalam membangun proyek jembatan tersebut, banyak pihak optimistis, JPM akan beroperasi tepat waktu, sesuai target awal pada 15 Oktober 2018.

Lihat juga...