JMP, Fasilitas Penyelamat Kemacetan Tanah Abang

Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang - Foto istimewa

Arus pengguna jasa Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Tanah Abang, saatini berjalan lancar, walau di jam-jam tertentu bisa jadi sangat padat, karena keberadaanya sebagai salah satu stasiun transit di Jakarta. Peninjauan serta evaluasi terus dilakukan. Kini JPM Tanah Abang telah dibuka untuk masa uji coba sejak 7 Desember 2018. Di JPM ditempatkan 446 PKL, di kios berukuran sekira 1,5 meter kali dua meter.

Tercatat ada 159 PKL ditempatkan di Blok F karena keterbatasan tempat di skybridge. Pembayaran retribusi dimulai Januari 2019, sebesar Rp500 ribu. Retribusi tersebut, dinilai lebih murah bagi pedagang, mengingat biasanya mereka menyetor Rp2 juta ke preman, saat menggelar lapak di badan jalan.

Seorang pedagang, Riko, mengapresiasi inisiatif Pemprov DKI Jakarta, untuk menata ruang berjualan pedagang di Tanah Abang. Meski, kios di JPM jauh lebih kecil, namun lebih aman dari kejaran setoran preman, maupun Satpol PP bila ada razia. Penempatan kios berdasarkan undian, beberapa pedagang mendapatkan tempat cukup strategis karena berada dekat pintu stasiun. “Rezeki sudah ada yang mengatur,” tukas pedagang asal Sumatera Barat tersebut.

Operasionalisasi JPM, menjadikan upaya penertiban pedagang maupun kendaraan, yang masih memenuhi bawah JPM terus dilakukan. Harapannya, arus lalu lintas senantiasa lancar, meski pada jam sibuk maupun lengang. Masyarakat Jakarta tinggal menunggu peresmian JPM Tanah Abang yang dielu-elukan menjadi solusi pengendalian kemacetan di kawasan perbelanjaan pakaian itu. (Ant)

Lihat juga...