Jose Rizal Manua: Kesenian Kita Sangat Kaya
Editor: Makmun Hidayat
Fachrodji membeberkan Balai Pustaka dengan Teater Tanah Air di ujung tahun dengan bangga mementaskan ‘Help’. “Judul-judul buku lain karya Putut Wijaya banyak yang diterbitkan penerbit Balai Pustaka, tapi mungkin nanti bisa dipentaskan pada lain kesempatan,“ bebernya.
Pementasan pada tanggal 30 Desember 2018, lanjut Fachrodji, karena di TIM untuk memperoleh waktu pentas sangat sulit. “Alhamdulillah, karena Pak Jose orang TIM bisa mudah mendapatkan waktu pentas, “ ungkapnya.
Dapat kesempatan pentas pada waktu akhir tahun ini, bagi Fachrodji, ada hikmahnya. “Karena tontonan anak-anak di ujung tahun sudah sangat sulit, jadi ini kegelisahan kita untuk membuat tontonan yang bermutu,“ tuturnya.
Menurut Fachrodji,, konsep pementasan yang ditampilkan di Jerman dan kemudian sekarang di dalam negeri sendiri ini benar-benar sangat menyentuh sekali teruatama untuk anak-anak.
“Anak-anak dikenalkan dengan teater, teater adalah salah satu akar dari kesusastraan,“ paparnya.
Sayangnya, kesusastraan sudah dihapus di pelajaran Bahasa Indonesia. “Salah satu tujuan pementasan ini mengembalikan anak-anak agar lebih mencintai sastra Indonesia, “ harapnya.
Balai Pustaka dari awal pendiriannya adalah sastra, jadi apapun yang berhubungan sastara, Balai Pustaka ingin terlibat.
“Jadi meskipun ‘Help’ tidak diterbitkan Balai Pustaka tapi ini bagian khasanah intelektual Indonesia, “ tegasnya.
Menurut Fachrodji, kanon sastra karya klasik yang terbit membesarkan Balai Pustaka dari mulai roman Azab dan Sengsara, Siti Nurbaya, Sengasara Membawa Nikmat, Salah Asuhan, dan lain-lain.
“Kami terbitkan 30 judul yang semuanya kanon sastra, dan sampulnya asli pertama terbit, ternyata laris manis,“ pungkasnya.