Kemenlu Sosialisasikan Diplomasi Pertahanan Indonesia di Bandung

BANDUNG — Kementerian Luar Negeri melalui kegiatan kuliah umum mensosialisasikan tentang diplomasi pertahanan Indonesia kepada para mahasiswa di Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) di Bandung, Jawa Barat.

Defense diplomacy (diplomasi pertahanan) intinya menggunakan semua elemen pertahanan dan militer untuk maksud dan situasi damai, jadi bukan situasi perang,” kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kemenlu, Siswo Pramono, di Bandung, Selasa (18/12/2018).

Pernyataan tersebut disampaikan Siswo saat memberikan kuliah umum bertema “Defense Diplomacy in Asia Pacific” (Diplomasi Pertahanan di Asia Pasifik) di UNJANI.

Kuliah umum itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Diplomacy Festival (DiploFest) yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri di Bandung pada 18-19 Desember 2018.

Siswo menyebutkan beberapa diplomasi pertahanan yang dilakukan Indonesia untuk tujuan damai, salah satunya pengiriman pasukan untuk misi pemeliharaan perdamaian PBB.

“Indonesia mempunyai komitmen tinggi, sehingga menyiapkan pasukan penjaga perdamaian dengan jumlah yang besar, contohnya operasi militer untuk kawasan yang dilanda bencana alam. Misalnya, Samudra Hindia bagian timur dan Pasifik sangat rentan bencana alam, makanya diplomasi pertahanan (Indonesia) arahnya lebih ke operasi pemeliharaan perdamaian,” ujar Siswo lagi.

Dia menambahkan upaya diplomasi pertahanan juga akan dilakukan ketika Indonesia menjabat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada 2019 mendatang.

Selain di UNJANI, pada Selasa (18/12) kuliah umum juga diselenggarakan Universitas Pasundan (UNPAS), Universitas Langlangbuana, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Islam Bandung (UNISBA), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati.

Lihat juga...