Pembersihan Mafia Bola, Momentum Bagi Super Elang Jawa
Editor: Koko Triarko
YOGYAKARTA – Penangkapan anggota Exco PSSI, Johar Lin Eng, dan sejumlah orang lainnya, termasuk anggota Komdis PSS nonaktif, Dwi Irianto, mendapat atensi luas dari pecinta bola di DIY. Salah satu sesepuh sepak bola Sleman, Hendricus Mulyono, mengaku prihatin, karena ada sesepuh sepak bola DIY yang diduga terlibat.
Meski begitu, pria yang akrab disapa Mbah Mull ini, mengungkapkan, pemberantasan mafia bola yang terlibat pengaturan skor atau match fixing, memberi angin segar bagi perubahan sepak bola nasional, termasuk di Sleman.
Mantan Manajer PSS Sleman ini menilai, saat ini adalah momentum bagi PSS untuk bisa unjuk kemampuan, setelah resmi menyandang status sebagai tim Promosi Liga 1 musim depan, dengan menjadi kampiun Liga 2 musim 2018.
“Ini momentum bagi PSS untuk untuk kemampuan. Jangan sampai PSS hanya numpang lewat saja. Sayang, kalau sampai begitu,” ucap Mbah Mull, Jumat (28/12/2018).
Mbah Mull mengungkapkan, pemberantasan mafia bola akan membuat iklim sepak bola lebih kondusif. Pertandingan seharusnya bisa berjalan lebih fair dari sebelumnya, saat match fixing masih menjadi momok bagi pelaku sepak bola Tanah Air.
Meski begitu, ia mengingatkan, pemberantasan mafia bola tidak mudah dilakukan. Iklim sepak bola akan kembali kondusif hanya, bila seluruh pihak yang terlibat bisa dimintai pertanggungjawabannya secara hukum. Dengan begitu, kompetisi bisa bergulir secara normal tanpa ada campur tangan.
Terkait PSS, Mbah Mull ingin tim ini bisa berkiprah lebih jauh di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air. Menurutnya, PSS bisa melakukannya, seperti yang sudah dilakukan di Liga 2 yang lalu. Ia optimis, dengan pemilihan pemain yang tepat, PSS bisa berjaya di Liga 1.