Peneliti LIPI Sebut Afrika Pasar Potensial Baru Indonesia

Ilustrasi kawasan Afrika – Dokumentasi CDN

JAKARTA — Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan Afrika adalah pasar baru yang termasuk dalam pasar nontradisional dengan potensi ekspor besar bagi Indonesia.

“Hal yang coba dilakukan adalah mengembangkan pasar nontradisional, salah satunya melihat Afrika atau juga ada Amerika Latin dan sebagainya,” demikian disampaikan peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (P2SDR) LIPI, Ahmad Helmy Fuady dalam seminar bertajuk Indonesia dalam Pusaran Global: Menghadapi Tantangan Game of Thrones, di Jakarta, Jumat (14/12/2018).

Menurutnya kondisi Afrika saat ini berbeda jauh dengan belasan tahun lalu yang saat itu masih dianggap sebagai wilayah terbelakang.

“Sampai 2000 bahkan masih dianggap sebagai wilayah yang hopeless, The Economist dalam covernya menyebutnya (Afrika) sebagai The Hopeless Continent,” tambahnya.

Namun dengan berjalannya waktu, Afrika menjadi semakin berkembang.

“Kini dianggap sebagai Africa Rising karena dari 2004 sampai terakhir kemarin rata-rata pertumbuhan masih di atas lima persen, beberapa negara Afrika bahkan tumbuh 10 persen lebih seperti Ethiopia, Kenya, Tanzania,” ujar pria yang karib disapa Helmy ini.

Perkembangan Afrika membuat banyak negara berlomba-lomba berinvestasi di wilayah itu sehingga persaingan untuk masuk semakin ketat.

“Posisinya di 2016, mereka begitu favorit, hampir semua negara mencoba masuk ke Afrika, jadi kita bisa bayangkan begitu besarnya kompetisi yang harus kita (Indonesia) hadapi ketika mau masuk ke sana,” jelasnya.

Ia mengemukakan salah satu penyebab adanya persaingan tersebut adalah karena banyak negara melirik potensi dari pasar nontradisional. Ia mengimbau kepada pemerintah untuk tidak hanya mengandalkan ekspor sumber daya alam saja.

Lihat juga...