Perguruan Tinggi Diminta Hasilkan Lulusan Ciptakan Lapangan Kerja
“Masalah berikutnya karena ‘over supply’, banyak siswa mengambil jurusan melebihi kebutuhan dunia kerja,” kata Hamid.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata dia, ada beberapa hal yang sudah dilakukan terkait revitalisasi SMK. Kemudian penyelarasan SMK dan membuka peluang kelas industri di SMK dengan kurikulum yang disesuaikan oleh perusahaan.
“Kemudian kerja sama dengan industri dan lembaga sertifikasi profesi serta mengarahkan SMK ke bidang kewirausahaan,” kata Hamid.
Gubernur Banten, Wahidin Halim, yang juga menjadi narasumber dalam seminar tersebut, mengaku heran dengan tingginya angka pengangguran yang beberapa waktu lalu dirilis BPS. Sebab, kata dia, IPM Banten di atas rata-rata, begitu juga pertumbuhan ekonomi Banten juga di atas rata-rata nasional.
“Kemiskinan di Banten juga rendah. Ironisnya rakyat miskin berkurang, kemampuan daya beli tinggi tapi pengangguran besar,” kata Wahidin.
Menurut dia, tingginya angka pengangguran tersebut disumbang dari lulusan SMK, karena lulusan SMK yang mencapai 135 ribu, ternyata ada beberapa jurusan yang sudah stagnan. Kemudian, kata dia, persoalan lain tenaga pengajar tidak kompeten, kurang praktik atau terlalu banyak teori.
“Jadi pengangguran cukup besar dari lulusan SMK, pengangguran juga banyak di daerah industri, kemudian banyak urban dari daerah lain. Tidak mungkin gubernur keluarkan maklumat melarang orang dari luar Banten datang ke sini,” kata Wahidin Halim dalam seminar yang dihadiri sekitar 100 peserta dari kalangan jurnalis itu.
Narasumber lainnya dalam seminar FMB9 yang diinisiasi Dirjen Informasi, Komunikasi Publik Kemenkominfo tersebut, yakni Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan Kementerian PUPR, Dewi Chomistriana. (Ant)