Prihatinkan Musibah di Sepanjang 2018, Wantim MUI Dorong Pemerintah Lebih Sigap
Editor: Mahadeva
JAKARTA – Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), memprihatinkan terjadinya bencana alam, yang beruntun di Indonesia selama 2018.
“Wantim MUI sangat prihatin atas terjadinya tsunami di Indonesia di sepanjang 2018. Musibah terbesar di Lombok, Palu dan Donggala, Sulawesi, serta terakhir di Selat Sunda Banten dan Lampung,” kata Ketua Wantim MUI, Din Syamsuddin, pada acara Muhasabah Kehidupan Umat Akhir Tahun, Rabu (26/12/2018).
Musibah demi musibah tersebut, telah menyebabkan korban jiwa ribuan orang meninggaldunia. Ribuan korban luka dan masih ada yang hilang. Din menyebut, Wantim MUI menerima laporan, jika alat pemberi peringatan tidak berfungsi, menjadikan tidak adanya peringatan dini sebelum tsunami Selat Sunda terjadi. Dengan kondisi tersebut, petugas tanggap bencana, seharusnya selalu melakukan pengawasan, dan lebih sigap.
“Saya, termasuk yang menyesalkan tidak adanya early warning system. Apalagi peralatan tidak berfungsi, seharusnya, dicek semua peralatan itu, di berbagai daerah di Indonesia, sehingga bisa diantisipasi,” tukasnya.
Pemerintah, ditegaskanya, harus lebih sigap. Tersedia cukup banyak waktu, untuk mengambil pelajaran dari peristiwa bencana yang terjadi sebelumnya. Jangan, ketika bencana mengusik suatu wilayah, baru pemerintah sibuk meninjau. “Yang perlu diperhatikan, tidak cukup, kalau setiap ada bencana baru datang meninjau. Setelah peninjauan itu apa?” tegasnya.
Mantan Ketua Umum MUI tersebut mengingatkan, umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sang pencipta alam semesta. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melantunkan doa, untuk meminta perlindungan, agar Indonesia terbebas dari petaka. “Wantim MUI menyerukan kepada bangsa, khususnya umat Islam, untuk meningkatkan hubungan dengan sang pencipta, lewat doa, istigfar, dan bermunajat agar negeri Indonesia terbebas dari petaka dan bahaya,” ujarnya.