Produksi Jagung Petani Lebak Tembus 24.368 Ton
LEBAK — Produksi jagung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga November 2018 menembus 24.368 ton dari hasil panen lahan seluas 8.596 hektare.
“Produksi jagung ini tentu menggulirkan pertumbuhan ekonomi petani,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, di Lebak, Kamis (20/12/2018).
Produksi jagung di Kabupaten Lebak patut diapresiasi setelah digulirkan program upaya khusus (Upsus) padi, jagung, dan kedelai (Pajale) oleh Kementerian Pertanian kini menjadikan andalan pendapatan petani.
Petani menggeliat mengembangkan dan memperluas pertanian jagung, karena menyumbangkan ekonomi juga swasembada pangan.
Produksi jagung Kabupaten Lebak juga memberikan kebutuhan untuk masyarakat DKI Jakarta serta perusahaan peternakan.
“Kami mendorong petani terus meningkatkan produktivitas, sehingga dapat menguntungkan pendapatan mereka,” ujarnya.
Menurut Dede, Kementerian Pertanian tahun 2018 menyalurkan bantuan benih jagung melalui program Upsus seluas 27.000 hektare.
Sebagian besar benih jagung itu sudah dilaksanakan percepatan tanam dan ditargetkan bisa ditanam hingga Desember sehubungan curah hujan cenderung meningkat.
Selama ini, perguliran transaksi produksi jagung dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani menjadi lebih baik, sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
Perguliran ekonomi pertanian jagung mencapai miliaran rupiah dari produksi 24.368 ton dengan harga pipilan Rp3.000 per kg. Petani bisa menghasilkan pendapatan ekonomi antara Rp12 juta sampai Rp15 juta per hektare.
Produksi jagung di Kabupaten Lebak antara empat sampai lima ton per hektare karena belum optimalkan menggunakan penerapan rekayasa teknologi.