Satgas Pangan Diminta Tindak Tegas Pedagang Nakal
TERNATE – Satgas pangan Maluku Utara (Malut), diminta menindak tegas pedagang atau distributor nakal. Yaitu pedagang atau distributor yang menaikan harga barang seenaknya, memanfaatkan perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Modus yang dilakukan pedagang atau distributor pada momentum hari besar keagamaan, seperti perayaan Natal dan Tahun Baru adalah menyembunyikan stok,” kata anggota DPRD Malut, Irfan Umasugi, Minggu (16/12/2018).
Modus lain yang sering dilakukan adalah, menahan atau memperlambat pasokan kebutuhan pokok dari luar Malut. Hal itu berimbas, stok di pasar menjadi berkurang. Dan pada gilirannya memicu terjadinya kenaikan harga. Pedagang atau distributor yang terbukti melakukan praktik seperti itu, harus ditindak tegas untuk memberi efek jera. Sekaligus memberi dampak psikologis bagi pedagang atau distributor lain, agar tidak melakukan hal serupa.
Selama ini, praktik seperti itu hanya mendapat peringatan atau sanksi pembinaan lainnya. Dampaknya, pedagang atau distributor nakal masih saja ada di tengah masyarakat, karena tidak ada unsur jera.
Kepala Dinas Penindustrian dan Perdagangan Malut, Asrul Gailea, menyatakan, sejauh ini belum ditemukan adanya pedagang atau distributor yang melakukan penimbunan stok, atau menahan pasokan dari luar Malut. Hal itu terlihat dari stabilnya harga kebutuhan pokok di pasar. Hingga sepuluh hari jelang perayaan Natal harga kebutuhan pokok di Ternate dan kabupaten dan kota lain di Malut, tidak menunjukkan kenaikan.
Hanya saja tercatat, telur ayam ras di Ternate naik dari Rp1.800 menjadi Rp1900 per butir. Selain telur, daging sapi dan ayam potong adalah komoditas yang diperkirakan mengalami kenaikan harga. Harga ayam potong beku asal Surabaya misalnya, yang saat ini masih bertahan di angka normal Rp35.000 per kilogram (kg), diperdiksi naik paling tinggi menjadi Rp40.000 per kg. Sedangkan daging sapi paling tinggi naik dari Rp110ribu per kg menjadi Rp120ribu per kg. (Ant)