Warga di Sikka Masih Pelihara Ternak Dekat Rumah

Editor: Koko Triarko

Stefanus Nong, salah seorang warga Kota Maumere yang ditemui di areal Kali Mati dekat kompleks pertokoan, menyebutkan, kebiasaan memelihara ternak, terutama babi di samping rumah sudah menjadi kebiasaan.

“Pemerintah harus mengambil langkah tegas melarang pemeliharaan ternak di rumah. Kalau memelihara, tentu harus ada tindakan tegas, bila menimbulkan bau tidak sedap serta limbahnya mencemari lingkungan,” ungkapnya.

Saat ini, kata Stef, sapaannya, sudah banyak obat yang bisa dicampurkan di makanan ternak, sehingga kotoran hewan tidak berbau. Kalau semua masyarakat bisa menggunakannya, tentu akan sangat baik bagi kesehatan lingkungan.

“Makanya, tidak usah heran kalau banyak sekali penyakit malaria atau demam berdarah di Kabupaten Sikka, sebab masyarakat belum sadar soal kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Sebuah kota yang baik, kata Stef, tentunya harus memperhatikan aspek kebersihan lingkungan. Dirinya pun sering terganggu mencium bau tidak sedap, yang diakibatkan oleh kandang ternak tetangganya yang tidak dibersihkan.

“Meskipun terganggu, kita mau protes ke mana? Mau lapor ke ketua RT dan RW, tapi mereka juga ikut memelihara ternak di rumah. Ini yang harus dibenahi pemerintah,” tegasnya.

Lihat juga...