GAK Terus Alami Tremor, Status Masih Siaga

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda sepekan terakhir mengalami kegempaan tremor secara terus menerus. Sementara secara visual kondisi gunung terlihat tenang.

Andi Suardi,kepala pos pengamatan gunungapi,Gunung Anak Krakatau,di desa Hargo Pancuran kecamatan Rajabasa Lampung Selatan – Foto Henk Widi

Andi Suardi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api menyebut, secara visual GAK mulai terlihat tidak mengeluarkan asap. Berdasarkan data Magma Volcanic Activity Report Activity Report (VAR), kondisi kegempaan tremor terekam mulai pukul 06:29 WIB. Tremor Menerus (Microtremor) amplitudonya antara satu  hingga 10 mm, namun di dominan 2 mm. Kondisi tersebut berbeda dengan situasi satu hari sebelumnya, atau Jumat (18/1/2019).

Pada laporan sebelumnya kondisi kegempaan masih disertai vulkanik. Terjadi satu kali gempa, amplitudo 12 mm, berdurasi 6 detik. Selain itu kegempaan vulkanik juga terjadi dua kali dengan amplitudo 10 hingga 13 mm, berdurasi 10-11 detik.

Secara visual gunung terlihat jelas, asap kawah teramati berwarna putih, tinggi 100 meter di atas puncak kawah. “Kondisi umum meteorologis cuaca mendung dan hujan, angin bertiup lemah ke arah timur, suhu udara 25 hingga 27 derajat celcius, kelembaban udara 86 hingga 92 persen,” terang Andi Suardi saat ditemui Cendana News di pos pengamatan gunung Anak Krakatau Desa Hargo Pancuran, Sabtu (19/1/2019).

Status GAK belum diturunkan ke level II atau waspada seperti sebelum terjadi tsunami. Sementara itu, angin bertiup kencang di perairan Lampung Selatan. Sesuai status siaga, direkomendasikan masyarakat atau wisatawan, tidak mendekati kawah dalam radius lima kilometer. Sementara itu, pasca tsunami, ketinggian tubuh GAK lebih rendah dari pulau di sekitarnya. Tubuh GAK terlihat lebih melebar.

Lihat juga...