Gelombang Tinggi Melanda Laut Flores, Kapal Tradisional Dilarang Berlayar

Editor: Mahadeva

MAUMERE – Gelombang tinggi disertai angin kencang, terjadi sejak Kamis (3/1/2019) hinga Jumat (4/1/2019), di laut utara Flores. Hal itu menyebabkan, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Laurens Say Maumere, mengimbau, kapal penumpang tradisional tidak berlayar.

Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Laurens Say Maumere,Yohanis Kumanireng.Foto : Ebed de Rosary

“Kapal penumpang tradisional kami himbau untuk tidak berlayar sejak Kamis, mengingat masih terjadi angin kencang dan gelombang tinggi,” sebut Kepala KSOP Laurens Say Maumere, Yohanis Kumanireng, Jumat (4/1/2019).

Semua kapal motor tradisional, yang mengangkut penumpang baik dari pelabuhan Laurens Say Maumere maupun pelabuhan Wuring dan Nangahale, dihimbau untuk tidak berlayar. Minimal sampai kondisi gelombang laut memungkinkan. “Semua kapal pengangkut penumpang tradisional dengan tujuan ke Pulau Palue, Sukun, Pemana, Kojagete, Parumaan dan sebaliknya, kami himbau untuk tidak berlayar dahulu. Ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Namun untuk Kapal Fery tujuan Palue dan Pemana, masih tetap diperbolehkan berlayar. Hanya saja, tidak bisa berangkat dari dermaga Kewapante, karena kapal fery tidak mungkin bersandar di dermaga tersebut. “Kapal fery tetap berlayar tetapi dipindahkan berlabuh di pelabuhan Laurens Say Maumere. Tinggi gelombang di dermaga Gelinting bisa membuat badan kapal menabrak dermaga dan ditakutkan akan menimbulkan kecelakaan,” terangnya.

Di Kamis (3/1/2018), tinggi gelombang diperkirakan mencapai dua meter. Sementara di Jumat (4/1/2019), tinggi gelombang sudah turun menjadi satu meter. Namun demikian, kapal peumpang tradisional tetap tidak boleh berlayar dahulu, untuk sementara.

Lihat juga...