Gempa Tektonik Guncang GAK, Aktivitas Warga Berangsur Normal

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda Lampung Selatan (Lamsel), mengalami gempa tektonik dalam, pada Jumat (25/1/2019). Berdasarkan catatan seismograf, gempa tektonik lokal terjadi tujuh kali, dengan amplitudo 8 hingga 17 mm, S-P dua hingga enam detik dengan durasi  12 hingga 35 detik.

GAK juga mengalami kegempaan tektonik jauh, satu kali dengan amplitudo 23 mm, S-P 27 detik, berdurasi  116 detik. Catatan kegempaan terekam tremor menerus (Microtremor), terekam dengan amplitudo satu hingga enam mm (dominan 1 mm).

“Sempat terekam aktivitas kegempaan tektonik dalam dan jauh yang normal terjadi pada gunung berapi namun akhir pekan ini mulai mereda dan tidak terpantau adanya aktivitas gempa tektonik,” terang Andi Suardi, Kepala Pos Pengamatan GAK saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (26/1/2019).

Andi menyebut, usai aktivitas yang menyebabkan tsunami pada Sabtu (22/12/2018) silam, kondisi GAK masih fluktuatif. Berdasarkan kondisi meteorologi, di sekitar GAK dalam kondisi cuaca berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 25 hingga 28 derajat celcius, kelembaban udara 0 hingga 82 persen dan tekanan udara 0-0 mmHg.

Secara visual, gunung terlihat dari pesisir Rajabasa dan Kalianda serta dari pos pantau desa Hargo Pancuran. Sabtu (26/1/2019), sejak pagi terpantau kondisi kegempaan tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo satu hingga empat mm (dominan 1 mm). Kondisi tersebut, membuat GAK masih dinyatakan memiliki aktivitas di Level III (Siaga). “Secara tegas masih dinyatakan, bahwa masyarakat serta wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius lima kilometer dari kawah,” beber Andi Suardi.

Lihat juga...