Gunung Anak Krakatau Butuh Waktu Lama Untuk Tinggi Lagi
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Kepala Pos Pengamatan Gunung Berapi, GAK di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan (Lamsel), Andi Suardi, mengakui ketinggian Gunung Anak Krakatau memang dinamis.
Menurut Andi Suardi, gunung dengan nama kawah Anak Krakatau tersebut memiliki energi yang keluar dari tubuhnya, sehingga terus meninggi. Gunung Api dengan tipe kerucut aktif ini sejak 2005 masih memiliki ketinggian sekitar 305 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Sesuai data tersebut, terakhir GAK pada 21 Desember 2018 memiliki ketinggian sekitar 338 Mdpl. Artinya, dalam kurun waktu 13 tahun, ketinggian GAK hanya bertambah sekitar 33 meter.

Andi Suardi mengatakan, kondisi tersebut memperlihatkan butuh waktu lama bagi GAK untuk tumbuh meninggi. Material vulkanik berupa pasir dan guguran lava beku, ikut menambah ketinggian pada kepundan, membentuk tubuh gunung di Selat Sunda tersebut.
Setelah dilakukan pengukuran kembali seusai erupsi yang menyebabkan tsunami pada 22 Desember 2018, ketinggian GAK semula 338 Mdpl menjadi 110 Mdpl.
Penurunan ketinggian akibat runtuhnya tubuh gunung, membuat GAK berkurang sekitar 228 meter dari ketinggian sebelum meletus. Secara visual, kata Andi Suardi, GAK justru terlihat melebar terlihat dari pos pengamatan Desa Hargo Pancuran.
“Pertumbuhan badan GAK memang dinamis. Awalnya tidak terlihat, lalu meninggi selama puluhan tahun, sehingga ketinggian dengan pulau di sekitarnya hampir sejajar, dan kini setelah erupsi ketinggian nyaris sama, butuh waktu lama untuk tinggi kembali,” beber Andi Suardi, saat ditemui Cendana News di Pos Pengamatan Gunung Berapi, GAK di Desa Hargo Pancuran, Minggu (13/1/2019).