Kebijakan Pengelolaan Sampah di Purwokerto, Menuai Masalah
Editor: Satmoko Budi Santoso
ʺKalau seperti ini, kelihatan sekali belum siap dengan sistem pengolahan sampah yang baru, hanggar penuh, sampah menumpuk di mana-mana. Seharusnya TPA dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) jangan dtutup dulu, karena pada akhirnya masyarakat yang dirugikan,ʺ tegasnya.
Tidak hanya warga Perum Bancarkembar yang resah, pengelola salah satu rumah makan terbesar di Kota Purwokerto, Toto Suryo, mengatakan, sampah di rumah makannya sudah satu minggu tidak diangkut. Petugas sampah keliling yang biasa mengambil sampah, menyatakan berhenti sejak tanggal 2 Januari.
ʺKata petugas sampah keliling, penanganan sampah sekarang diambil alih Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan saya diminta menghubungi hanggar Karangcegak,ʺ katanya.
Sementara itu, Ketua Hanggar Karangcegak, Wahidin, mengatakan, setiap hari banyak sekali pihak yang menghubungi dan melaporkan sampah belum terangkut. Namun, kondisi di hanggar sendiri sudah dipenuhi sampah yang menggunung, karena tenaga pengolahnya terbatas. Sehingga ada sampah yang masih berada di atas truk pengangkut, karena sudah tidak ada tempat untuk menumpahkan.
ʺSetiap hari ada delapan truk sampah yang masuk hanggar dan untuk pengolahan, kita baru mampu lima truk dalam sehari, sehingga sampah menumpuk. Terpaksa ada yang dibiarkan masih di atas truk. Akibatnya, ada truk yang belum bisa beroperasi lagi untuk mengangkut sampah,ʺ jelasnya.