Kulon Progo Sajikan Sistem Informasi Geografis bagi Investor

KULON PROGO — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyajikan sistem informasi geografis dalam informasi potensi investasi supaya tidak menyalahi rencana tata ruang wilayah (RTRW).

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kulon Progo, Agung Kurniawan, mengatakan bahwa sistem informasi geografis (GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial yang bereferensi keruangan.

“Nanti, investor yang tertarik menanam modal bisa mengaksesnya melalui GIS. Sehingga investor dengan mudah mencari lokasi investasi sesuai bidangnya,” kata Agung di Kulon Progo, Selasa (1/1/2019)

Ia mengatakan dalam Sistem Perizinan Terpadu Daring (OSS) akan dipasang GIS supaya investasi sesuai rencana tata ruang wilayah. GIS diharapkan akan membuka informasi yang bisa diakses calon penanam modal.

“Kami akui masih ada pembangunan pabrik yang belum sesuai RTRW. Kami berupaya tidak terulang lagi. GIS sangat vital dalam perencanaan tata ruang,” katanya.

Agung mengatakan 2018, realisasi investasi di Kulon Progo mencapai Rp5,6 triliun yang terdiri dari investasi khusus pembangunan Bandara NYIA sebesar Rp4,4 triliun, dan investasi di luar bandara baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,2 triliun.

“Kami yakin pada 2019 ini, investasi di Kulon Progo semakin menggeliat, khususnya perhotelan,” katanya.

Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, mengaku ada dua pabrik yang lokasinya tidak sesuai RTRW, yakni pabrik rokok di Giripeni, Wates, dan pabrik wig di Triharjo, Wates.

Lihat juga...