Nashoa Terharu Dapat Bantuan Perahu dari YDGRK
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG — Kisah haru diterimanya bantuan perahu alat tangkap nelayan langsung dari Siti Hardiyanti Rukmana, masih membekas bagi nelayan di Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan (Lamsel). Nasoha, salah satu nelayan desa setempat, mengaku awalnya mengalami kebosanan dan kebingungan usai dua pekan pascatsunami. Sebab, sebagai nelayan di pantai Way Muli, ia memikirkan nasib keluarganya yang dipastikan tidak memiliki penghasilan akibat perahu yang rusak dihantam tsunami.
Kondisi yang dialaminya itu langsung dibicarakan dengan Kepala Dusun 01, Desa Way Muli Timur, bersama sejumlah nelayan lain serta Ketua Dewan Pimpinan Daerah Hilal Merah Indonesia Front Pembela Islam (DPD HILMI FPI) Lampung.
Bermula dari obrolan tersebut, ia ingin mendapatkan bantuan alat tangkap dari pemerintah serta berbagai pihak yang peduli pada nasib nelayan tradisional di wilayah tersebut. Nasoha mengaku mulai berbincang dengan H. Davy Eka Saputra,S.Kep., sebagai ketua DPD HILMI-FPI Lampung.
Keluhan akan nasib tidak menentu para nelayan kepada HILMI-FPI, sebutnya, karena organisasi kemasyarakatan (Ormas) HILMI FPI merupakan sayap juang divisi atau bidang kemanusiaan dalam tubuh FPI.
Keluhan Nasoha dan nelayan tersebut bak gayung bersambut, langsung ditanggapi oleh DPD HILMI FPI Lampung. Pada tahap awal, DPD HILMI FPI Lampung melalui H. Davy Eka Saputra, S.Kep., berusaha untuk mencarikan donatur atau pihak yang memiliki niat untuk membantu nelayan.
“Awalnya belum terbersit pihak mana yang akan dimintai bantuan alat tangkap berupa perahu nelayan,seminggu setelah obrolan tersebut muncul usulan untuk mendapatkan bantuan perahu,” terang Nasoha, saat dikonfirmasi Cendana News, Senin (28/1/2019).