Pajale Jadi Komoditas Unggulan Kalimantan Timur
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
BALIKPAPAN — Provinsi Kalimantan Timur saat ini lebih dikenal sebagai daerah pertambangan, baik batubara maupun minyak bumi. Namun seiring melemahnya harga minyak dunia, pemerintah daerah berupaya mengembangkan komoditas lain. Di antaranya pariwisata, perkebunan dan pertanian.
Pertanian mulai dilirik karena daerah ini memiliki potensi kewilayahan sangat besar, namun belum terkelola secara optimal. Termasuk pemanfaatan lahan kritis dan terlantar.
“Ke depan, pemanfaatan lahan kritis dan terlantar lebih dimaksimalkan terutama dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi strategis,” kata Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH), Ibrahim, Senin (21/1/2019).
Tiga komoditi strategis yang terus dipacu produksinya adalah padi, jagung dan kedelai (Pajale). Dipilihnya tiga komoditi strategis itu dapat berkembang di lahan kritis atau lahan kering dan terlantar bekas tambang. Untuk lahan rawa dan kering, padi dan jagung akan menjadi prioritas.
Dinas PTPH tengah memusatkan perhatian pada pengembangan padi lahan kering atau padi ladang sebab potensi lahan yang masih luas. Di antaranya terdapat di Kabupaten Panajam Paser Utara (PPU), Paser dan Kutai Kartanegara. Sementara sentra pengembangan jagung masih berada di Kabupaten Berau.
“Pengembangan berikutnya juga akan dilakukan ke daerah-daerah lain,” bilang Ibrahim.
Saat ini luas lahan sawah di Kaltim mencapai 30 ribu hektare. Jumlah itu belum termasuk luas lahan jagung mencapai 30 ribu hektar dan terbesar di wilayah Kabupaten Berau. Karena potensi itu, Berau meraih penghargaan Panji Ketahanan Pangan dari Pemprov Kaltim pada puncak HUT ke-62 Provinsi Kaltim tahun 2019.
Ajak Masyarakat Kembangkan Padi Ladang
Kontur dan luasnya lahan kering di Kaltim akan dimanfaatkan dalam pengembangan tanaman padi ladang. Karena itu, Dinas PTPH mengajak masyarakat pemilik lahan-lahan kering atau ladang untuk menanami padi selain tanaman pangan lain maupun hortikultura.