Pakar Kelautan: Ikan Dugong dan Pesut Hampir Mirip
PEKANBARU – Pakar kelautan meragukan mamalia laut yang ditemukan mati di perairan Kota Dumai, Provinsi Riau, adalah satwa langka Dugong, karena terdapat perbedaan dari segi morfologinya.
“Menurut saya itu jelas bukan spesies dugong. Dugaan saya itu Orchaella sp. atau pesut. Karena pesut ada dua macam, pertama yang hidup di laut tepi dan muara sungai. Yang kedua pesut yang hidup di air tawar, seperti sungai dan danau, seperti yang di Kalimantan Timur,” kata pakar kelautan, Drh. Dwi Restu Seta, ketika dihubungi di Pekanbaru, Minggu (13/1/2019).
Dwi Restu Seta juga menjabat Direktur PT Wersut Seguni Indonesia (WSI), lembaga konservasi swasta yang sejak 1999 mendapat izin penangkaran mamalia laut, khususnya lumba-lumba.
Dia menyampaikan pendapatnya tentang kasus kematian dugong di Dumai, setelah melihat foto bangkai yang difoto oleh pewarta foto Antara dan video amatir kiriman warga.
Ia mengatakan, bentuk fisik atau morfologi mamalia yang di Dumai berbeda dengan dugong. Dari foto yang dikirim oleh Antara, terlihat bangkainya lebih bulat seperti pesut, sedangkan dugong wajahnya lebih persegi menyerupai sapi tanpa tanduk. Perbedaan akan bisa lebih diketahui, lanjutnya, bila melihat perbedaan sirip punggungnya.
“Makanannya juga berbeda, karena pesut makan ikan, dugong makan rumput seperti rumput laut,” katanya.
Pesut yang diduga mati di Dumai itu banyak tersebar dari seputaran pantai di India sampai dengan seluruh Indonesia. Mamalia laut itu masuk kategori apendik 2, artinya satwa dalam pengawasan seperti lumba-lumba. Sedangkan pesut air tawar di Kalimantan masuk kategori apendik 1, dalam kondisi sudah gawat dan tinggal tunggu punah jika tidak ditolong.