Pascagempa, Pelaku Usaha di Palu Perlu Bantuan Modal
PALU – Para pelaku usaha di Palu, Sulawesi Tengah, minta bantuan modal kepada pemerintah daerah setempat untuk bisa menjalankan kembali usahanya yang macet setelah gempa Bumi 7,4 SR dan tsunami pada 28 September 2018.
“Semua usaha mebel yang ada di Tondo, Kecamatan Palu Timur, habis ditelan tsunami,” kata Po Enjel, seorang pengusaha mebel kayu di Palu, Kamis.
Ia mengatakan, usaha mebel yang telah dikembangkan puluhan tahun itu seluruhnya porak poranda ditelan tsunami.
Di tempat usahanya tersebut ada banyak pemilik mebel yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil usaha tersebut.
Bahkan ada banyak tenaga kerja yang mencari nafkah setiap harinya di kawasan tersebut.
Namun kawasan industri yang terletak di bibir pantai itu, kini tidak ada lagi bangunan baik rumah penduduk maupun tempat usaha mebel, sebab telah diluluhlantakkan oleh gempa Bumi dan tsunami.
Kini, kata dia, warga maupun pemilik usaha mebel di kawasan tersebut, terpaksa sementara tinggal di lokasi-lokasi pengungsi yang ada di sekitarnya. Sambil menunggu selesai dibangunnya hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) oleh pemerintah pusat dan daerah.
Enjel berharap mendapat perhatian pemerintah, sebab untuk bangkit kembali membangun lagi usaha mereka sudah tidak mungkin, sebab butuh modal yang besar.
“Kami sekarang ini hanya berharap ada bantuan modal dari pemerintah atau lembaga perbankan di daerah ini,” kata dia.
Hal senada juga disampaikan Tato, seorang pemilik mebel di kawasan yang sama. Ayah dua putra itu juga mengaku telah kehilangan mata pencaharian, sebab usahanya telah ludes disapu tsunami dan gempa.
Sampai sekarang ini tidak ada kegiatan usaha, sebab tidak punya modal sendiri untuk membuka usaha kembali.