Refleksi Kinerja, MK Tangani 223 Perkara Sepanjang 2018
Editor: Satmoko Budi Santoso
Dari total sebanyak 223 perkara yang ditangani MK pada 2018, Anwar menyebutkan, MK telah memutus sebanyak 186 perkara yang terdiri atas 114 perkara pengujian UU (49 perkara PUU pada 2017 dan 65 perkara yang diregistrasi pada 2018) serta 72 perkara PHP Kada.
Artinya, sebanyak 37 perkara PUU akan dilanjutkan penyelesaiannya di tahun 2019.
“Jumlah 37 perkara yang akan dilanjutkan pemeriksaan di tahun depan lebih sedikit dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 49 perkara. Itu pun disebabkan perkara-perkara tersebut umumnya baru diajukan dan diregistrasi pada akhir tahun 2018,” terangnya.
Anwar juga menyampaikan untuk menangani perkara selama tahun 2018, MK menyelenggarakan sidang dan RPH sebanyak 1.142 kali. Sidang Panel dilaksanakan sebanyak 348 kali. Sementara, Sidang Pleno dilaksanakan sebanyak 384 kali.
“Untuk Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) dilaksanakan sebanyak 410 kali. Jumlah ini menunjukkan tiada hari bagi hakim konstitusi tanpa RPH dan sidang,” ujarnya.
Dari seluruh putusan pada 2018, sebanyak 32 perkara diputus tanpa melalui tahap proses pemeriksaan persidangan, karena MK menganggap substansi perkara sudah sangat jelas, sehingga tidak perlu dan tidak relevan mendengarkan keterangan pihak-pihak lain.
“Kemudian, sebanyak 151 perkara PUU di tahun 2018, terdapat sebanyak 46 UU yang diajukan pengujian ke MK. Dari jumlah itu, 5 (lima) UU yang paling sering diuji pada tahun 2018. Undang-undang tersebut, yakni UU Pemilu, UU MD3, UU Ketenagakerjaan, UU Advokat, serta UU Mahkamah Agung,” ungkapnya.
Terkait jangka waktu penyelesaian perkara PUU di tahun 2018, Anwar menyatakan, MK mencatatkan waktu penyelesaian perkara setiap perkara PUU rata-rata selama 69 hari kerja atau 3,5 bulan/perkara.