Rida Berharap Pemerintah Segera Akui Hari Puisi

Editor: Koko Triarko

Rida K Liamsi, sastrawan dan budayawan Melayu Indonesia -Foto: Akhmad Sekhu

Para penyair, lanjut Rida, harus punya kebanggaan pada satu hari yang dinamakan Hari Puisi untuk dirayakan bersama.

“Kita mempersilahkan para penyair seluruh Indonesia untuk menggelar Hari Puisi di berbagai daerahnya masing-masing, mulai dari 26 Juli yang dirayakan sepanjang tahun,“ tuturnya.

Rida menyebut, pada 2018 ada sekitar 80 daerah yang merayakan Hari Puisi, dan diharapkan pada 2019 lebih banyak dan semarak lagi.

“Hari Puisi rencananya kita tetapkan pada 26 Juli, dari tanggal kelahiran penyair besar kita, Chairil Anwar,“ paparnya.

Selama ini, kata Rida, bangsa Indonesia merayakan Bulan Bahasa pada Bulan Oktober. “Hal ini mengacu pada sejarah memperingati Hari Sumpah Pemuda,“ ungkapnya.

Rida menyambut gembira para penyair Indonesia ,ada tiap tahunnya menerbitkan ratusan buku puisi. “Yang ikut lomba 300 buku puisi dalam acara Hari Puisi, dan tentu masih banyak lagi lainnya, itu bagian dari cara mereka mencatat pengalaman hidup dan proses kreatifnya,“ katanya.

Rida berharap, pemerintah segera mengakui Hari Puisi sebagai Hari Nasional, sehingga menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. “Puisi sebagai suatu periode kesusastraan yang sangat tinggi nilainya.”
Sejauh ini, kata Rida, Yayasan Hari Puisi sudah menempuh usaha agar ada Hari Puisi.

“Kita sudah bicara pada pemerintah, dalam acara yang kita gelar beberapa menteri sudah hadir, seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bahkan Wapres Jusuf Kalla juga datang, Hari Puisi menjadi salah satu bagian pembangunan kebudayaan,” tandasnya.

Lihat juga...