Sungai Dangkal, Nelayan di Banda Aceh Lakukan Pengerukan Swadaya
BANDA ACEH – Masyarakat nelayan secara swadaya melakukan pengerukan Muara Krueng (sungai) Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh, karena sudah dangkal.
Panglima Laot (Lembaga Adat Laut) Wilayah Kota Banda Aceh, Surya, di lokasi pengerukan lumpur, Selasa menyatakan, Muara Krueng (sungai) sudah sangat dangkal dan saat kapal nelayan hendak melaut sering kali kandas.
“Pemerintah belum pernah melakukan pengerukan endapan lumpur di sini, dan nelayan melakukan patungan lalu menyewa alat berat untuk mengeruk endapan lumpur ini,” kata Panglima Laot Kota Banda Aceh, Surya.
Ia mengakui masyarakat nelayan bersama pemilik kapal melakukan patungan dan menyewa ponton serta satu alat berat jenis ekskavator atau beko untuk mengeruk endapan lumpur hitam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Gampong Jawa-Gampong Pande, Kuta Raja, Kota Banda Aceh.
“Akibat endapan lumpur ini ada kapal nelayan yang kandas dan bahkan ada yang sampai bocor,” ungkap Panglima Laot Wilayah Kota Banda Aceh.
Surya menjelaskan, kapal nelayan di wilayahnya bervariasi dari 5-100 grose tonnage (GT). Masyarakat nelayan setempat pun melaut hingga ke perbatasan Hindia.
“Jumlah kapal lebih 100 armada dari 5-100 GT. Kalau kapal di atas 20 GT seringkali kandas di sini,” sebutnya sembari menunjukkan lokasi yang sedang dikeruk.
Seorang pemilik kapal, Irwansyah Ibrahim, membenarkan, nelayan bersama pemilik kapal melakukan patungan lalu menyewa alat berat untuk mengeruk endapan lumpur hitam itu.
“Kami berinisiatif mengumpulkan uang untuk mengeruk endapan lumpur di Daerah Aliran Sungai (DAS) karena kapal nelayan seringkali kandas,” ujar pemilik kapal tersebut. (Ant)