Walkot Padang Ingin Lestarikan Permainan Sepak Rago
Editor: Koko Triarko
PADANG – Sepak Rago atau dikenal dalam bahasa Indonesia Sepak Raga, merupakan salah satu permainan tradisional masyarakat Sumatra Barat.
Dulu, permainan ini sering dimainkan oleh para pemuda dari berbagai kalangan. Namun seiring waktu berjalan, Sepak Rago kini jarang dimainkan. Pudarnya permainan Sepak Rago itu bisa disebut minimnya panggung untuk membumingkannya.
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah, menjadi saksi bagaimana dahulu Sepak Rago dimainkan. Ia menyebutkan, Sepak Rago dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang, dengan cara membentuk lingkaran di lapangan terbuka.
Cara bermainnya hampir sama dengan pertandingan sepak takraw. Bola dimainkan dengan kaki dan teknik-teknik tertentu, sehingga bola tersebut berpindah dari satu orang pemain kepada pemain lainnya tanpa jatuh ke tanah.
Namun pada bola yang digunakan untuk bermain Sepak Rago, bola raga terbuat dari daun kelapa muda atau kulit rotan yang dianyam menggunakan tangan.
“Jadi, kalau dalam memainkan Sepak Rago ini, hampir sama cara memainkan sepak takraw. Perbedaan utama sepak raga dengan sepak takraw terletak pada penggunaan jaring (net) yang ditemui pada sepak takraw, tetapi tidak dipakai pada sepak raga, dan susunan permainan bentuk lingkaran,” katanya, Sabtu (5/1/2019).
Mahyeldi menceritakan, pada zaman dahulu permainan sepak raga dilakukan oleh para pemuda di kampung-kampung pada sore hari, untuk mengisi waktu luang dan sebagai sarana hiburan.
Tidak ada penilaian yang baku pada permainan ini, karena tidak dipertandingkan, yang ada hanya penilaian pada kemahiran pemain dalam memainkan bola, supaya tidak jatuh ke tanah.