Dinkes Sikka: Kelambu Nyamuk tak Dipergunakan Sesuai Fungsi

Editor: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sikka sejak tahun 2014 bekerjasama dengan Global Fund dan Unicef selalu mendistribusikan kelambu kepada semua rumah di 21 kecamatan, 147 desa dan 13 kelurahan yang ada di kabupaten Sikka. Minimal 2 kelambu dalam satu rumah.

“Selama tahun 2014 saja, sebanyak 188.015 buah kelambu telah dibagikan. Jumlah ini pun terus meningkat,  setiap tahun kelambu selalu dibagikan kepada masyarakat melalui Puskesmas yang ada di 21 kecamatan,” sebut dr. Harlin Hutauruk, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Sabtu (9/2/2018).

dr. Harlin Hutauruk, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2), Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka. Foto: Ebed de Rosary

Pihaknya pun, kata Harlin, selalu meminta agar masyarakat memasang kelambu di tempat tidur dan selalu dipergunakan. Dengan begitu akan terhindar dari gigitan nyamuk malaria dan demam berdarah.

Sementara, Helena Kidi Labot, Kepala Seksi Promosi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka juga berkata senada. Setiap tahun pemerintah melalui Dinas Kesehatan membagikan kelambu tetapi kelambu tersebut dipergunakan tidak sebagaimana mestinya.

“Ada yang menggunakan kelambu untuk menutup tanaman sayur agar terlindungi dari ayam dan hewan lainnya. Ada kelambu yang dipergunakan untuk menjaring ikan. Jadi masyarakat terkesan masa bodoh dan tidak peduli terhadap kesehatan,” sesalnya.

Bahkan, tambah Helena, ada masyarakat yang mengatakan tidak nyaman bila harus menggunakan kelambu. Apabila orang dewasa tidak mau, minimal anak-anak dan balita, tempat tidurnya harus dipasangi kelambu.

Lihat juga...