Dolar AS Menguat pada Akhir Perdagangan
NEW YORK — Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mengakhiri pekan terkuatnya dalam enam bulan, karena para investor menumpuk di greenback dalam langkah safe-haven di tengah kekhawatiran tentang melemahnya ekonomi global.
Euro melayang di level terendah dua minggu dengan dukungan di 1,13 dolar AS. Mata uang tunggal masih membukukan penurunan mingguan tertajam terhadap dolar AS dalam lebih dari empat bulan, setelah data yang menunjukkan perlambatan ekonomi di Eropa menyebar.
“Reli yang mendorong dolar secara luas lebih tinggi tahun lalu telah menikmati kehidupan baru dengan pertumbuhan AS tetap solid, sementara rekan-rekanNYA di luar negeri kehilangan momentum,” kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.
Indeks yang melacak greenback terhadap euro, yen, sterling dan tiga mata uang utama lainnya naik 0,13 persen menjadi 96,634.
Pada minggu ini, indeks dolar ICE naik 1,1 persen, kenaikan mingguan terbesar sejak kenaikan 1,28 persen di pekan yang berakhir 10 Agustus 2018.
Euro turun 0,13 persen menjadi 1,13230 dolar AS dan mencatat penurunan mingguan 1,1 persen, yang merupakan penurunan mingguan terbesar sejak akhir September.
Komisi Eropa memangkas proyeksi pertumbuhan dan inflasi pada Kamis (7/2), karena penurunan mengejutkan dalam pesanan industri Jerman dan Spanyol memicu kekhawatiran tentang akselerasi perlambatan.
Angka-angka itu telah membebani pasar obligasi lokal. Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah inti Eropa menyentuh level terendah dalam lebih dari dua tahun. Imbal hasil acuan Jerman hanya 10 basis poin dari nol persen.