Kelompok Mancing Manual Maumere, Peduli Sosial dan Lingkungan

Editor: Satmoko Budi Santoso

“Sementara ini kami belum memiliki armada perahu motor sendiri dan hanya meminjam dari para nelayan di Kampung Buton. Biasanya mancing di hari libur atau hari Sabtu dan kembali hari Minggu,” jelasnya.

Paling jauh, sebut Nasir, kelompoknya memancing hingga ke wilayah pantai utara Flores Timur dan Ende. Spot mancing favorit dan banyak terdapat ikan pun sudah diketahui sehingga memudahkan kelompoknya melaut.

“Kami tetap konsisten menggunakan peralatan mancing tradisional menggunakan senar pancing biasa. Ikan yang didapat pun hanya untuk dikonsumsi sendiri dan tidak dijual sebab memancing hanya menyalurkan hobi saja,” ungkapnya.

Kalau mendapat ikan kecil dan ikan langka seperti Napeleon, pihaknya pasti akan melepas kembali ke laut. Kalau ikan-ikan kecil hampir setiap saat selalu didapat dan dilepas kembali atau ikan yang sedang bertelur. Sementara ikan langka sampai saat ini belum pernah ditangkap.

“Memancing menggunakan senar dan secara tradisional sensasinya lebih beda sehingga komunitas kami tetap fokus menggunakan peralataan tradisional saja. Ini sudah menjadi komitmen semua anggota,” jelasnya.

Komunitas ini dibentuk bukan semata-mata untuk mancing. Tetapi kata Nasir, pihaknya siap berpartisipasi dalam kegiatan bakti sosial lainnya. Juga dalam membantu masyarakat dan kegiatan positif lainnya.

Kelompok Mancing Manual Maumere saat mengangkut sampah dalam bakti sosial membersihkan lingkungan Kampung Buton yang diselenggarakan Aliansi Wartawan Sikka (AWAS). Foto: Ebed de Rosary

“Semua kegiatan sosial apa pun kami pasti terlibat. Kami siap berpartisipasi bila diundang untuk turut serta terlibat dan akan mengerahkan segala sumber daya yang kami miliki,” tegasnya.

Lihat juga...