Ketersediaan Air Bersih di Jakarta Belum Merata

Editor: Mahadeva

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menuturkan, saat ini warga Jakarta belum mendapatkan akses air bersih secara memadai. Warga Jakarta yang mampu terjangkau air bersih baru mencapai 59,7 persen.

Anies menyebut, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan mengenai akses air bersih untuk warga Jakarta. “Perlu diketahui, sejauh ini di Jakarta baru 59,7 persen warga yang terjangkau air bersih. Ini PR (Pekerjaan Rumah) tersendiri, karena ada 40 persen lebih yang belum. Karena itu kita harus pastikan dua hal, pertama yang 60 persen itu kuantitasnya tidak menurun dan kualitasnya meningkat,” ucap Anies, Senin (18/2/2019).

Orang nomor satu di Ibu Kota Jakarta itu menyampaikan ketersediaan air bersih masih belum merata. Warga kelas menengah ke bawah, butuh biaya lebih banyak untuk dapat mengakses air bersih. Kemudian warga yang belum memiliki akses air bersih, sebagian besar harus membeli. Perhari, tidak kurang dari Rp20 ribu yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan air bersih.

Biaya itu lebih besar dibandingkan, dengan biaya warga yang membayar air bersih ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang  per-bulan Rp120 ribu hingga Rp150 ribu. “Biaya hidup karena soal air ini lebih mahal bagi orang miskin dibandingkan orang berkecukupan,” tandasnya.

Dengan kondisi tersebut, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudataan itu tidak setuju dengan anggapan masalah utama di Jakarta hanya macet dan banjir. “Ini dirasakan oleh warga kota yang menengah ke bawah. Mereka tidak aktif di Facebook, di Twitter, di Instagram. Mereka suaranya nggak kedengaran dalam percakapan,” jelasnya.

Hal tersebut memotivasi Anies, untuk mendorong Pemprov DKI Jakarta mengambil alih pengelolaan air dari pihak swasta. “Untuk bisa melakukan investasi, ada hak eksklusivitas swasta membangun instalasi air. Ini dibalik-balik, mana negara, mana non negara,” tandas Anies.

Lihat juga...