KTNA Lamsel Dorong Pemerintah Jaga Kestabilan Harga Jual Jagung
Editor: Satmoko Budi Santoso
Secara organisasi, KTNA Lamsel diakui Ahmad Widodo, mengharapkan pemerintah bisa menjaga kestabilan harga jagung saat panen raya agar petani tidak merugi sekaligus menekan upaya impor.
Ahmad Widodo juga menyebut, sebagai organisasi petani, selama ini selalu membantu kebijakan pemerintah dan siap menyampaikan informasi kepada petani. Salah satu informasi dari pemerintah yang disampaikan oleh KTNA Lamsel ke petani di antaranya upsus Pajale.
Program tersebut cukup berhasil karena petani mulai bisa mengatur tata kelola penanaman jagung, padi dan kedelai untuk suksesnya swasembada pangan.
“Sebaliknya pemerintah seharusnya juga mendengar aspirasi petani yang berharap harga jagung tetap stabil. Jangan terus turun, supaya petani tidak merugi dan petani bisa sejahtera,” beber Ahmad Widodo.
Hasan, salah satu petani jagung di kecamatan Penengahan menyebut, harga jagung kerap anjlok saat panen raya. Pada saat awal panen ia menyebut, harga bisa bertengger pada level Rp5.800 yang nyaris mendekati angka Rp6.000 per kilogram.
Meski demikian harga tersebut semakin anjlok saat sejumlah pemilik lahan jagung panen. Harapan petani agar harga jagung tetap stabil bahkan kerap tidak tercapai, karena memasuki pertengahan Februari harga jagung di level petani hanya mencapai Rp5.300 per kilogram.
“Salah satu alasan harga jagung anjlok karena banyaknya pasokan dari petani yang panen secara serentak padahal harus ada upaya menjaga kestabilan harga,” beber Hasan.