Monumen Stasiun Radio PC2 AURI Playen, Saksi Bisu Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret
Editor: Mahadeva
YOGYAKARTA – Berada 35 kilometer di sebelah tenggara pusat Kota Yogyakarta. Dusun Banaran, Desa Playen, Kecamatan Playen, Gunungkidul, menyimpan sejarah penting, bagian dari peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Di dusun kecil tersebutlah, berita kebersilan pasukan pejuang RI merebut dan menguasai Ibu Kota Yogyakarta selama enam jam, disiarkan lewat radio ke seluruh dunia. Adalah rumah sederhana, milik seorang warga biasa bernama Ny Prawirosetomo, yang digunakan sebagai markas stasiun radio gerilya tersebut.
Rumah yang sekarang dijadikan sebagai Monumen Stasiun Radio PC2 AURI tersebut, hingga kini masih kokoh berdiri. Rumah berbentuk limasan ini sepintas nampak seperti rumah tradisional Jawa biasa. Menempati tanah seluas 3.000 meter persegi, bangunan rumah hanya terdiri dari dua bagian. Yakni ruang utama, serta sebuah dapur.
Sementara bangunan berupa Joglo, di depan rumah telah dipindahkan. Di lokasi tersebut kini berdiri prasasti sebagai tugu peringatan peristiwa tersebut. Masuk ke dalam ruang utama, nampak sejumlah foto-foto dipajang di dinding-dinding rumah. Terdapat juga sebuah keterangan yang menjelaskan sejarah rumah tersebut, sebagai markas radio gerilya pasukan AURI selama masa Agresi Militer ke II tahun 1958-1949.
Salah satunya adalah kesaksian Marsekal Madya Budiardjo, Mantan Komandan Stasiun PHB AURI Playen. Dalam keterangan itu disebutkan, sejak Belanda melakukan serangan ke Yogyakarta pada 19 Desember 1948, Budihardjo mendapat tugas untuk mendirikan pangkalan atau stasiun radio rahasia. Dia kemudian mendirikan Stasiun PHB AURI di Dusun Banaran Playen tersebut, dengan memindahkan alat dan personel dari Pangkan Udara Gading.