Nelayan Lamsel Kembali Melaut, Kebutuhan Es Balok Meningkat
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Permintaan akan es balok yang tinggi bagi kebutuhan warga di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) mulai stabil seiring kembali melautnya nelayan.
Junaidi, salah satu pengemudi kendaraan ekspedisi menyebut, es balok merupakan salah satu kebutuhan vital bagi nelayan, pemilik kolam ikan air tawar serta pembudidaya udang tambak.
Setiap pekan ia menyebut membawa sebanyak 40 es balok berukuran sekitar panjang satu meter dari Ciujung, Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Junaidi menyebut es balok produksi pabrik di Ciujung sangat diminati pelanggan karena tingkat beku yang tinggi. Es balok yang didatangkan dari Ciujung tersebut bahkan bisa bertahan selama sepekan dengan sistem penyimpanan dalam gudang.
Sebaliknya sejumlah es balok yang kerap didatangkan dari sejumlah pabrik di wilayah Lampung hanya bertahan sekitar maksimal empat hari. Ia menyebut, es balok yang dibawa diangkut dengan kendaraan yang diberi lapisan plastik agar tidak cepat meleleh.
Setiap pekan Junaidi yang kerap mengirim komoditas pertanian dari Lamsel ke wilayah Banten pulang membawa muatan es balok. Satu kendaraan L300 disebutnya mampu memuat sekitar 40 balok es dengan harga sekitar Rp600.000 dengan ongkos angkut sekiitar Rp250.000.
Membawa muatan es balok disebutnya menjadi salah satu cara untuk menutupi uang bahan bakar agar saat kembali ke Lampung ia mendapatkan muatan.
“Es balok yang dibawa sudah dibeli oleh penjual sehingga pengemudi cukup mengangkut dan mendapatkan jasa ekspedisi saat es balok tiba ke lokasi pengiriman,” terang Junaidi, salah satu pengemudi kendaraan ekspedisi pengangkut es balok, saat ditemui Cendana News, Rabu (27/2/2019).