Pemuda-Relawan Bahas Masalah Kebangsaan di Tulungagung

Ilustrasi - Pancasila - Dok. CDN

TULUNGAGUNG – Lebih dari 300 pemuda dan warga yang tergabung dalam aliansi masyarakat sipil dan relawan Jawa Timur, menggelar acara kemah kebangsaan di bumi perdikan Desa Tawangsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu-Minggu (23-24/2).

Acara diawali dengan diskusi bertema wawasan kebangsaan berjudul “Membangun Nasionalisme dan Patriotisme yang Inklusif dan Toleran”, di Kedhaton Perdikan Desa Tawangsari hingga semalam suntuk.

Jagongan budaya yang menyinggung tren revolusi industri 4.0 itu diikuti tak kurang dari 300 partisipan, dari berbagai kota dan beragam profesi dan latar belakang budaya serta lintas keyakinan.

Mereka berkumpul di Kedhaton Tawangsari membahas isu kebangsaan dan pengarusutamaan strategi kebudayaan nasional.

“Selain diskusi kebangsaan, acara ini juga dilanjutkan dengan kegiatan festival permainan tradisional anak, serta penanaman pohon di Desa Junjung, Boyolangu,” kata inisiator kegiatan kemah kebangsaan, Bambang Budiono.

Ia mengatakan, kegiatan sengaja digelar dalam rangka memupuk semangat kebangsaan yang tidak boleh jatuh pada chauvinisme dan eksklusivisme.

“Dalam kegiatan Kemah Kebangsaan ini kami isi dengan diskusi kebangsaan yang mengusung tema ‘gerakan pemajuan kebudayaan dan revolusi industri 4.0’, dengan beberapa narasumber penting seperti Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, anggota Kaukus Pancasila, Eva K Sundari, serta dosen fisip Unair, Joko Susanto,” paparnya.

Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kedhaton Tawangsari tersebut, dibuka secara langsung oleh Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo.

Pembukaan Kemah juga dihadiri oleh jajaran pemerintah Kabupaten Tulungagung. Dalam sambutannya, Maryoto Birowo menyambut baik kegiatan kebangsaan, terutama karena bertempat di Tawangsari yang dikenal luas sebagai ikon sejarah Tulungagung, bahkan sebagai cikal bakal lahirnya Kabupaten Tulungagung.

Lihat juga...