Penanganan Bencana di Indonesia Jadi Rujukan Internasional
JAKARTA – Model penanganan bencana Indonesia terpilih menjadi “Best Practice” dalam Pekan Jejaring dan Kemitraan Kemanusiaan (Humanitarian Networks and Partnerships Week/HNPW) 2019 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada 4-8 Februari.
Status Indonesia sebagai juara pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction/DRR) pun kembali ditegaskan selama Pekan Jejaring dan Kemitraan Kemanusiaan, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari Perwakilan Tetap RI di Jenewa, yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Pengalaman Indonesia menangani bencana-bencana besar tahun lalu, khususnya bencana di Palu dan Donggala, banyak dijadikan pembelajaran dan model dalam pengelolaan bencana.
Hal itu diungkapkan tidak hanya dalam kegiatan utama HNPW tetapi juga dalam kegiatan diskusi bertema “Localization in Disaster Response: Lessons Learned and Good Practices in the Asia Pacific”, yang diselenggarakan atas kerja sama Perwakilan Australia, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA).
Dalam acara tersebut, delegasi Indonesia yang diwakili Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama, menyampaikan bahwa Indonesia telah mengambil banyak pembelajaran dari bencana-bencana yang terjadi sebelumnya.
Budi menekankan pentingnya peningkatan kapasitas aktor kemanusiaan yang terlibat dan pemahaman atas keperluan bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan serta penguatan kerja sama, baik antarinstansi di dalam negeri maupun antara instansi lokal dengan mitra internasional.
Basarnas juga telah menunjukkan kapasitas dalam setiap respon kedaruratan, baik bencana alam maupun kecelakaan transportasi.