Peringatan Serangan Oemoem 1 Maret Digelar di Somenggalan Kemusuk

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

YOGYAKARTA — Berbagai elemen masyarakat terlihat khusuk mengikuti upacara bendera dan tabur bunga di Makam Somenggalan, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul Kamis (28/02/2019) pagi.

SO 1 Maret
Ketua Panitia Kegiatan Mayjen TNl. (Pum) Lukman R. Boer. Foto: Jatmika H Kusmargana

Peringatan Serangan Oemoem 1 Maret (SO 1 Maret) atau yang juga dikenal dengan Serangan 6 Jam di Jogja diikuti oleh berbagai unsur, mulai dari TNI Polri, Pemerintah, pelajar, legiun veteran hingga masyarakat umum.

Ketua Panitia Kegiatan, Mayjen TNl. (Pum) Lukman R. Boer menyebutkan, peringatan ini digelar untuk mengenang peristiwa sejarah di Kemusuk. Selain itu untuk menghormati jasa para pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan RI pada masa Agresi Militer Belanda ke II di Yogyakarta.

“Semangat patriotisme yang tidak pernah menyerah, yang ditunjukkan para pejuang menjadi nilai paling penting dalam peringatan ini. Penerus bangsa, khususnya generasi muda harus bisa meneladani sikap para pejuang ini untuk membangun bangsa dan negara dimasa mendatang,” katanya.

Upacara tersebut terselenggara atas kerja sama Yayasan Kajian Citra Bangsa bersama Museum Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto, Korem 072. Yayasan Damandiri, DAKAB, YAMP, Supersemar, Trikora, Dharmais, YDGRK Siti Hartinah Soeharto, serta Yayasan Harapan Kita. Upacara ini juga menjadi rangkaian kegiatan Peringatan 70 Tahun Serangan Umum 1 Maret 1949 yang digelar Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta.

Sementara itu, Bupati Bantul diwakili Komandan Satpol PP Bantul Yulius Suharto menyampaikan, SO 1 Maret memiliki arti sangat besar.  Yakni mampu menyadarkan dunia bahwa Indonesia masih ada. Selain itu juga mengandung pelajaran berharga dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan negara.

Lihat juga...