Petambak Lamsel Waspadai Dua Virus Serang Udang

Editor: Makmun Hidayat

Sebagian pembudidaya udang kerap memilih melakukan panen dini menghindari kerugian lebih besar pada udang yang dibudidayakan. Pada kondisi normal ia menyebut udang vaname bisa dipanen pada usia tiga bulan atau sekitar 100 hari mulai dari masa tebar.

Jenis penyakit lain yang masih menghantui pembudidaya udang vaname disebut Mulyono berupa virus WS. Virus tersebut diakuinya ditandai dengan bercak bercak putih pada badan udang vaname yang berujung kematian.

Selain faktor cuaca penyakit tersebut disebabkan tidak stabilnya kualitas air media budidaya. Pada pembudidaya udang sistem tradisional sisa pakan di dasar tambak bisa membuat virus myo dan WS muncul.

“Pada budidaya udang vaname mini intensif kami mempergunakan kincir air tetapi kalau tradisional di tambak dipelihara ikan bandeng untuk sirkulasi air,” terang Mulyono.

Kondisi penyakit yang rentan menyerang budidaya udang diakui oleh Widodo (38) salah satu pemilik tambak udang di desa Bandaragung,kecamatan Sragi. Saluran pemasukan air (inlet) dari laut dan saluran pembuangan (outlet) diakuinya menjadi kunci agar tambak tidak terkena penyakit. Sebab kondisi kebersihan air untuk kebutuhan tambak kerap terkontaminasi dari pembuangan air tambak yang sudah terkena penyakit.

“Hewan pembawa seperti burung atau manusia yang usai panen tetapi tidak steril juga bisa membawa penyakit ke tambak lain,” beber Widodo.

Imbas penyakit pada udang ia mengaku produksi bisa berkurang hingga 50 persen. Sebagai solusi mengatasi kerugian lebih besar, Widodo mengaku melakukan pemanenan dengan sistem parsial.

Sistem panen sebagian secara bertahap diakuinya menjadi solusi agar ia bisa menikmati hasil panen. Udang vaname diakuinya bisa dipanen dengan ukuran atau size sekitar 40 hingga 60 untuk pemanenan tahap pertama secara parsial.

Lihat juga...