Tumpang Sari Usaha Tambak, Cara Warga Sragi Maksimalkan Hasil

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Satu bulan lebih pascabencana alam tsunami melanda wilayah Lampung Selatan (Lamsel), sejumlah lahan tambak belum kembali ditebar benih udang vaname.

Nurdiono, salah satu pemilik tambak di Paret 12, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, membenarkan lahan tambak miliknya belum diisi benih.

Ia mengaku, belum menebar benih karena pasokan benih baru bisa diperoleh pada akhir pekan ini. Meski demikian, persiapan lahan tambak dilakukan dengan memasang terpal tambak, serta jaring pada sepanjang tanggul.

Memanfaatkan waktu menunggu proses penyebaran benih udang, Nurdiono memanfaatkan tanggul sebagai tempat menanam sayuran. Lahan seluas dua hektare dengan jumlah empat petak tambak disebutnya memiliki sejumlah tanggul berukuran tiga meter.

Tanggul tersebut digunakan Nurdiono sebagai lokasi menanam labu siam, bayam, sawi, cabai rawit, serta sejumlah sayuran. Pemanfaatan tanggul untuk kegiatan tumpang sari, sudah umum dilakukan oleh pemilik tambak di wilayah tambak tersebut.

Nurdiono, petambak udang vaname di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi melakukan pengecekan peralatan – Foto: Henk Widi

Sistem tumpang sari, disebut Nurdiono, menjadi cara untuk mendapat penghasilan tambahan. Pasalnya, penanaman berbagai jenis sayuran yang dibudidayakan dengan sistem organik, kerap menjadi pasokan bagi penjual sayuran keliling.

Jenis sayuran yang kerap diminati berupa kemangi, cabai rawit, sawi, bayam dan sayuran lain. Setiap pagi sejumlah sayuran tersebut diambil pedagang untuk dijual keliling, sebagian sayuran dipergunakan untuk kebutuhan keluarga.

Lihat juga...