Tumpang Sari Usaha Tambak, Cara Warga Sragi Maksimalkan Hasil
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Pemanfaatan tanggul tambak untuk tempat budidaya sayuran menjadi salah satu cara memaksimalkan hasil selain dari usaha budidaya udang vaname,” terang Nurdiono, salah satu petambak di Desa Bandar Agung, saat ditemui Cendana News, Senin (18/2/2019).
Nurdiono menyebut, tumpang sari pada lahan tambak, selain dilakukan pada bagian tanggul, juga dilakukan pada kolam tambak. Kolam tambak udang vaname dengan sistem tradisional, menurutnya bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan bandeng.
Budidaya udang vaname dan ikan bandeng, merupakan cara menjaga sirkulasi air pada tambak. Selain dipergunakan sebagai sirkulasi air, penebaran ikan bandeng berguna untuk membersihkan lumut yang menjadi gulma pada tambak.
Pada kondisi normal, Nurdiono menyebut, pemanenan udang vaname bisa dilakukan sejak usia 75 hari dengan ukuran size 80. Harga udang vaname yang dipanen dengan sistem parsial tersebut, bisa dipanen dengan harga jual Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
Pada tebaran sekitar 1000 benur atau benih udang, ia mengaku, bisa memanen hasil sekitar 2 hingga 3 ton udang vaname. Selain itu, pada puncak panen total, ia bisa mendapatkan hasil panen ikan bandeng sekitar 5 kuintal dengan harga per kilogram berkisar Rp10.000.
“Pada jangka pendek, penanaman sayuran pada tanggul bisa menjadi penghasilan harian, mingguan dan panen udang serta ikan bandeng dalam jangka dua bulan,” papar Nurdiono.
Pemilik tambak lain bernama Sumiani dan Hasan juga menerapkan pola pemanfaatan tumpang sari pada tanggul.
