Budi Daya Ikan Cupang Butuh Ketelatenan
Editor: Koko Triarko
MALANG – Ikan Betta atau Cupang, semula banyak diminati sebagai ikan aduan atau petarung. Namun seiring berjalannya waktu, ikan Cupang ini diminati lebih pada bentuk dan warnanya yang menarik.
“Tetapi di balik warnanya yang cantik, dibutuhkan ketelatenan dalam melakukan perawatan, khususnya dalam proses pembudidayaannya,” kata pembudidaya ikan Cupang, Vino, yang telah memulai usaha ikan Cupang dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini.

Menurut Vino, budi daya Cupang, khususnya di daerah Malang, memang agak sulit. Sebab, Malang sebetulnya memilik suhu yang terlalu dingin bagi ikan Cupang, yang berpotensi menyebabkan ikan berjamur. Namun, hal tersebut diantisipasi dengan menggunakan wadah stereofoam.
Vino menjelaskan, budi daya ikan Cupang yang diawali dengan pengawinan ikan jantan dan betina, bertelur hingga telur menetas, sebenarnya cukup mudah. Tapi setelah telur menetas dan menghasilkan anak ikan yang disebut burayak, dimulailah tantangannya.
“Karena tidak semua burayak mampu bertahan hidup. Bahkan, jika salah dalam penanganannya, bisa menyebabkan semua burayak mati tak tersisa,” ucapnya.
Disebutkan, pemilihan indukan menjadi faktor penting dalam budi daya ikan Cupang. Pilihlah indukan yang sudah siap kawin yang berusia sekitar 5-6 bulan. Karena jika indukan belum siap kawin, dikhawatirkan justru akan memakan telur atau burayakanya sendiri.
“Prose perkawinannya diawali dengan tahap penjodohan, yang biasanya dilakukan selama tiga hari. Caranya dengan meletakkan pejantan pada sebuah wadah, sedangkan ikan betina ditaruh di dalam botol yang diletakkan di tengah-tengah wadah,” sebutnya.