Di Kalitan, Tutut Soeharto Memperkenalkan Pupuk Teknologi Nano dan Program Biogas

Editor: Makmun Hidayat

SOLO — Ndalem Kalitan Solo tampak penuh dengan tamu dari berbagai perwakilan kelompok petani di Solo Raya pada Jumat siang, 1 Maret 2019. Mereka bersilaturahmi untuk berdialog dengan Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) yang didampingi Sri Wahyuni, Pakar Biogas dalam pertanian dan peternakan.

Mereka mencoba berdialog, menimba ilmu, mengurai masalah, serta mencari solusi dari berbagai sisik melik dunia pertanian dan peternakan.

Ana, seorang ibu petani padi dari Sukoharjo, menyampaikan keluhannya atas mahalnya harga solar dan air untuk pengairan sawah. Ia juga punya ikan, tapi sering kesulitan membeli pakan yang harganya sangat tinggi. “Saya ingin bekerjasama dengan Bu Sri Wahyuni mengenai implementasi pemberdayaan pangan dan energi terpadu dengan biogas,” ujar Ana.

Begitu pula dengan Sapardi, petani Lele dari Boyolali, menyampaikan kesulitannya mengenai pengadaan bibit lele yang hingga saat ini harus mencari cukup jauh di daerah Kediri. “Kami sudah punya kampung lele di daerah Bayudono,” kata Sapardi, bangga.

Sedangkan Sutarmo, seorang petani dari Mojogede, menyampaikan bahwa ingin sekali bekerja sama dalam mengimplementasikan pemberdayaan pangan dan energi terpadu dengan biogas yang digagas oleh Sri Wahyuni.

Saat ini, Sutarmo dan empat kelompoknya mengelola 22 hektare lahan organik, dari 110 hektare lahan pertanian yang ada di Mojogede. Ia juga sudah punya dua tempat penampungan biogas di kampungnya. “Kita memang mendesain kampung kami sebagai kampung organik serta desa wisata,” ucap Sutarmo.

Suasana Ndalem Kalitan Solo tampak penuh dengan tamu dari berbagai perwakilan kelompok petani di Solo Raya pada Jumat siang (1/3/2019. – Foto: Thowaf Zuharon
Lihat juga...