Euro Menguat karena Survei Kepercayaan Bisnis Jerman Lebih Kuat
NEW YORK — Kurs euro menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena survei kepercayaan bisnis Jerman yang lebih kuat dari perkiraan mengurangi kekhawatiran tentang resesi dan menarik mata uang safe haven yen dari level tertinggi enam minggu terhadap dolar AS.
Pasar keuangan di seluruh dunia bergolak pada perdagangan Jumat (22/3), yang berasal dari kecemasan tentang penurunan ekonomi setelah kurva imbal hasil AS terbalik, dengan imbal hasil obligasi 10-tahun jatuh di bawah suku bunga surat utang negara tiga bulan.
Ketakutan itu memicu pelepasan saham-saham dan aset-aset lain yang berorientasi pada pertumbuhan serta serbuan terhadap yen, emas, serta surat utang pemerintah AS dan Jerman, dan investasi-investasi berisiko rendah lainnya.
Pembalikan kurva imbal hasil telah mendahului setiap resesi Amerika Serikat (AS) dalam 50 tahun terakhir.
“Pada hari Jumat kami melihat ke dalam jurang yang dalam,” kata Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex LLC Marc Chandler, di New York. “Hari ini kita mundur selangkah.”
Sentimen pedagang stabil setelah Lembaga IFO Jerman mengatakan indeks iklim bisnisnya naik menjadi 99,6, mengalahkan perkiraan konsensus 98,5 dan mengakhiri penurunan enam bulan berturut-turut.
Data IFO secara singkat mengangkat imbal hasil obligasi 10-tahun Jerman ke wilayah positif dan membantu pasar saham Eropa. Mereka juga mendukung euro, yang naik 0,2 persen ke tertinggi sesi di 1,13315 dolar AS.
Terhadap yen, mata uang tunggal itu sempat melonjak 0,46 persen ke level tertinggi 124,81 yen, setelah diperdagangkan serendah 123,875 yen sebelumnya.
Tidak jelas apakah bouncing (kenaikan) ringan dalam euro dan mata uang pasar negara-negara berkembang akan bertahan, karena pedagang tetap waspada dengan inversi kurva imbal hasil AS yang bertahan untuk sesi perdagangan kedua, kata para analis.