Harga Minyak Kian Menjauh Akibat Kekhawatiran Permintaan
Dolar AS naik terhadap euro pada Jumat (22/3) ke level tertinggi dalam lebih dari seminggu. Dolar AS yang kuat membuat minyak lebih mahal untuk pemegang mata uang lainnya.
“Fakta bahwa faktor-faktor makro ini mampu mengimbangi dampak harga dari laporan bullish EIA yang luar biasa membuktikan kerapuhan pergerakan bull dalam tiga bulan dalam minyak.”
Data Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (20/3) menunjukkan bahwa stok minggu lalu turun hampir 10 juta barel, terbesar sejak Juli, berkat ekspor dan permintaan penyulingan yang kuat.
Karena pertumbuhan ekonomi melambat di Asia, Eropa, dan Amerika Utara, berpotensi mengurangi konsumsi bahan bakar, tidak ada terobosan yang muncul dalam kebuntuan perdagangan antara Washington dan Beijing, setidaknya sebelum pertemuan yang dijadwalkan pada 28-29 Maret.
“Negosiasi perdagangan dengan China mengalami kemajuan dan kesepakatan akhir mungkin akan terjadi,” kata Presiden AS Donald Trump dalam sebuah wawancara televisi yang ditayangkan pada Jumat (22/3).
Tiga dari empat perusahaan Jepang memperkirakan friksi perdagangan AS-China berlangsung hingga setidaknya akhir tahun ini, sebuah jajak pendapat Reuters menemukan.
Lompatan lebih dari dua juta barel per hari dalam produksi minyak mentah AS sejak awal 2018 ke rekor 12,1 juta barel per hari telah menjadikan Amerika Serikat sebagai produsen terbesar dunia, di depan Rusia dan Arab Saudi.
Hal ini mengakibatkan peningkatan ekspor, yang naik dua kali lipat dari tahun lalu menjadi lebih dari 3 juta barel per hari. Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa Amerika Serikat akan menjadi pengekspor minyak mentah bersih pada 2021.