Harga Minyak Naik pada Penutupan Perdagangan

Ilustrasi harga minyak dunia. (Ant)

NEW YORK — Harga minyak dunia naik sekitar satu persen pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), membukukan kenaikan kuartal terbesar dalam satu dasawarsa karena sanksi-sanki AS terhadap Iran dan Venezuela serta pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC membayangi kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global.

Kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk penyerahan Mei yang berakhir Jumat (29/3), naik 57 sen atau 0,8 persen, menjadi 68,39 dolar AS per barel, menandai kenaikan kuartal pertama sebesar 27 persen. Sementara kontrak Juni yang lebih aktif ditutup naik 48 sen menjadi 67,58 dolar AS per barel.

Minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Mei naik 84 sen AS atau 1,42 persen, menjadi berakhir pada 60,14 dolar AS per barel, dan membukukan kenaikan 32 persen pada periode Januari-Maret.

Untuk kedua acuan minyak mentah Brent dan WTI, kenaikan kuartalan adalah yang terbesar sejak kuartal kedua 2009, ketika keduanya naik sekitar 40 persen.

Sanksi-sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela telah mengangkat harga-harga minyak tahun ini. Washington berkeinginan untuk melihat bahwa Malaysia, Singapura, dan lainnya sepenuhnya menyadari pengiriman minyak Iran dan taktik yang digunakan Iran untuk menghindari sanksi-sanksi adalah ilegal, kata seorang pejabat sanksi AS, Jumat (29/3).

Sigal Mandelker, wakil Menteri Keuangan AS untuk urusan Terorisme dan Intelijen Keuangan, mengatakan kepada wartawan di Singapura bahwa Amerika Serikat telah memberikan “tekanan kuat” tambahan pada Iran minggu ini.

Sementara itu, Amerika Serikat telah menginstruksikan rumah-rumah perdagangan minyak dan penyuling-penyuling untuk lebih lanjut mengurangi transaksi dengan Venezuela atau menghadapi sanksi-sanksi mereka sendiri, sekalipun perdagangan tidak dilarang oleh sanksi-sanksi AS yang diterbitkan, tiga sumber yang akrab dengan masalah tersebut mengatakan.

Lihat juga...