Jargas di Prabumulih Jangkau 86 Persen Penduduk

Menteri ESDM, Ignasius Jonan - Dok. CDN

Pembangunan jaringan gas Kota Prabumulih sebenarnya telah dimulai sejak 2012, yakni dengan membuat 4.650 SR. Kemudian dilanjutkan pada 2016 sebanyak 32.000 SR, dan pada 2018 sebanyak 6.012, sehingga total sudah berjumlah 42.662 SR.

Menurut Menteri ESDM, penggunaan gas untuk kebutuhan rumah tangga ini harus didorong, karena produksi gas di Indonesia mencapai 2.100 juta MMSCFD.

Artinya, untuk 100 ribu rumah tangga hanya membutuhkan 1 MMSCFD atau jika seluruh rumah tangga di Tanah Air menggunakan gas, yakni untuk 70 juta rumah tangga, maka hanya membutuhkan 700 MMSCFD.

Pada kesempatan itu, Ignasius juga sepakat dengan keinginan dari Wali Kota Prabumulih, Ridho Yahya, yang tidak menginginkan kota ini menjadi areal pertambangan, karena wilayahnya yang tidak terlalu luas.

Selain itu, ia juga menyambut baik permohonan Pemkot Prabumulih untuk dibukakan pusat pendidikan Akamigas di kota tersebut. Pemkot sudah menyediakan lahan seluas 15 hektare.

Wali Kota Prabumulih, Ridho Yahya, dalam sambutannya mengatakan kehadiran jaringan gas kota ini seakan menjawab pertanyaan masyarakat atas keadilan energi di Tanah Air.

“Prabumulih ini kaya, menghasilkan minyak sejak puluhan tahun lalu, tapi jika melihat kondisi masyarakatnya sangat menyedihkan, masih banyak miskin, baru kali ini merasakan gas langsung ke rumah-rumah,” kata dia.

Untuk itu, Pemkot Prabumulih meminta dukungan dari berbagai pihak untuk program kolaborasi dengan melibatkan beberapa institusi pemerintah, BUMN, dan dana CSR untuk membantu keluarga miskin.

“Ada bantuan langsung yang diberikan untuk 10 rumah tahun ini. Sertifikatnya gratis dari BPN, gas gratis dari jaringan gas kota ESDM, listriknya gratis dari PLN, bangunannya bantuan dari CSR Bank Mandiri. (Ant)

Lihat juga...