Kebutuhan Pasar Tinggi, Petani di Aceh Bergairah Panen Cabai
MEULABOH – Petani tanaman cabai merah di Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, mulai bergairah melakukan panen seiring terjadinya kenaikan harga tampung oleh para agen pengumpul di tingkat petani menyusul tingginya kebutuhan pasar.
Petani cabai merah Desa Alu Raya, Kecamatan Samatiga, Hafrizal (40) di Meulaboh, Minggu, mengatakan saat ini harga tampung cabai petani mulai membaik dalam waktu beberapa hari terakhir dari harga Rp12.000/ kg naik menjadi Rp19.000/kg.
“Alhamdulillah, tadi malam agen datang ke mari dan saya lepas ke agen itu sudah harga Rp18 ribu per kilogram. Kalau panen sebelumnya masih dibeli dengan harga Rp10 ribu sampai Rp12 ribu per kilogramnya,” katanya.
Harga tampung cabai petani di Aceh Barat malah sedikit dibandingkan daerah lain, pasalnya kualitas komoditas itu masih bagus dan tidak diserang penyakit atau pun terjadi kerusakan karena bencana alam banjir.
Faktor lain, kata Hafrizal, produksi cabai merah saat ini terbatas sementara pasokan dari luar tidak stabil karena harga cabai masih murah, kondisi demikian membuat para agen lokal harus mau membeli produksi petani Aceh Barat dengan harga tinggi.
Ia mencontohkan, seperti di Tangse, Kabupaten Pidie, di sana harga tampung cabai merah petani masih di kisaran Rp13.000/kg, daerah tersebut selama ini dikenal produsen cabai di Aceh, namun dalam dua bulan terakhir sudah sedikit berproduksi.
“Saya juga membaca pasar di Meulaboh, hanya 30 persen produksi cabai lokal, selebihnya 70 persen cabai dari luar yang masuk ke Aceh Barat. Ketika petani daerah lain tidak panen karena murah, maka agen terpaksa harus beli harga tinggi,” imbuhnya.