Mbah Moen: Pak Harto Berkuasa Bangun Dua Lanal 

Editor: Mahadeva

REMBANG – Ulama Kharismatik , KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, sangat senang dikunjungi Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto) bersama keluarga Cendana.  Mbah Moen mengatakan, kedatangan Tutut Soeharto ke Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, adalah untuk mempererat kembali silaturahmi yang telah terjalin sejak lama. 

“Pesantren Al-Anwar dengan keluarga Pak Harto telah menjalin silaturahmi sejak lama. Alhamdulillah silaturahmi terpatri lagi dengan kedatangan Mbak Tutut,” kata Mbah Moen di Ponpes Al-Anwar, Rembang, Sarang, Jawa Tengah, Sabtu (2/3/2019) malam.

Tutut Soeharto, Titiek Soeharto, Mamiek Soeharto saat tiba di Ponpes Al Anwar, Rembang – Foto Istimewa

Dalam pertemuan tersebut, Mbah Moen bercerita kepada Tutut Soeharto dan keluarga Cendana. Ketika Pak Harto bertugas sebagai tentara, kala itu, di Jawa Tengah dan Jawa Timur hanya terdapat satu Lanal (Pangkalan TNI Angkatan Laut). Lanal ini membawahi beberapa pos TNI AL, Pos Pengamat dan Pos Keamanan Laut Terpadu (Posal/Posmat/Poskamladu).

Kemudian, ketika Pak Harto berkuasa sebagai Presiden kedua Republik Indonesia, dibangun menjadi dua Lanal. Yaitu Lanal timur dan Lanal barat, yaitu di kota Semarang dan Surabaya. “Pak Harto berkuasa, dibangun dua Lanal di Semarang dan Surabaya. Tapi Semarang itu, yang bagian KKO Marinir, saya beri tempat di sini,” ujarnya.

Kisah dilanjutkan Mbah Moen mengenai perjuangan di masa Belanda. Menurutnya, Bangsa Indonesia kalau tidak ada Belanda tidak akan merdeka. “Sebab kebangkitan nasional itu nggak ada kyai, tapi yang gerakkan itu pemuda,” ujarnya.

Lihat juga...