Menggerakkan Kembali Pembangunan Transmigrasi di Era Reformasi
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Transmigrasi yang khas Indonesia merupakan salah satu tombak pembangunan penting untuk mempercepat proses akulturasi dan asimilasi, sehingga bangsa ini menjadi bangsa Indonesia yang baru.
Hal tersebut diungkapkan Ir. Warsono Kusubandio, Kepala Biro Perencanaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) di era Presiden Soeharto.
Namun dalam perjalanannya, kata Subandio semangat itu hilang akibat hiruk pikuk kemerdekaan hingga pembangunan, sehingga banyak eksesnya bahkan selama Orde Reformasi diragukan urgensinya.
“Terbukti selama Orde Reformasi, kedudukan transmigrasi terombang-ambing masuk dalam berbagai kementerian,” tandas Kusubandio kepada Cendana News, belum lama ini.
Dikatakan Kusubandio, jika kita menginginkan transmigrasi diangkat kembali, maka jiwa dan semangat transmigrasi kita hidupkan kembali seperti dimaksud Bung Karno.
Bukan dengan melihat program transmigrasi masa lalu, tetapi transmigrasi yang sejalan dengan kebutuhan zaman milenial di era digital. Yakni, dengan merekayasa proses informasi, akulturasi, dan asimilasi melalui transmigrasi.
Untuk itu, menurut Kusubandio diperlukan pemikiran yang konsepsional dan mendasar. Jadi, melalui pembangunan transmigrasi akan menjadikan bangsa ini tetap dalam kebhinnekaan, tetapi dalam persatuan NKRI yang kokoh.
Transmigrasi seperti itu, lanjut Kusubandio, sangat relevan dan sangat dibutuhkan. Apalagi kini saat persatuan kesatuan bangsa sedang mengalami ancaman. “Kita perlu segera melakukan reformasi kembali pembangunan transmigrasi,” usulnya bergelora.