Menggerakkan Kembali Pembangunan Transmigrasi di Era Reformasi

Editor: Makmun Hidayat

Disebutkan Kusubandio, transmigrasi sejak kelahirannya terus berkembang. “Sekalipun mulainya adalah kolonisasi Belanda, tetapi Bung Karno mengubah namanya menjadi transmigrasi pembangunan khas Indonesia,” katanya.

Karena itu Bung Karno mengatakan, “Transmigrasi adalah hidup mati bangsa kita”. Dalam pemikiran Bung Karno, jelas Kusubandio, transmigrasi adalah upaya pembangunan (rekayasa) dengan semangat dan jiwa percepatan proses akulturasi dan asimilasi.

Hal senada disampaikan Ir. H.S. Pramono Budi, MM, Sekjen DPP Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI).

Menjelang Munas dan HUT ke 15 PATRI bulan Maret ini, menurutnya tugas berat dari para kader PATRI di tahun ini adalah mengembalikan gerakan transmigrasi sebagai bagian sejarah membangun negeri. Transmigrasi dengan semangat dan format baru, transmigrasi dengan aneka cara pendekatan agar semangat transmigrasi mampu menjadi pembangun dan perekat Nasional.

Agung Basuki, ST, Wakil Sekjen DPP PATRI, Ir. H.S. Pramono Budi, M.M (kiri), Sekretaris Jenderal DPP PATRI (tengah), Drs. Sutrisno Singotirto, Msi, Bendahara Umum DPP PATRI (kanan). – Foto: M. Fahrizal

Dikatakan Hasprabu, begitu dirinya disapa, bahwa zaman sekarang dengan sistem demokrasi, dan kekuasaan sudah berganti berulang kali, namun jejak sejarah, dan aset gerakan transmigrasi masa lalu tidak bisa dihilangkan begitu saja.

Untuk itu dirinya mengajak kepada segenap masyarakat agar membuka kembali lembaran sejarah, bagaimana fakta di dalam sejarah sangat banyak jejak gerakan transmigrasi yang hampir terlupakan. Situs dan prasastinya tersebar luas di penjuru negeri ini, seperti adanya desa, kecamatan, dan kota-kota yang dulu dibangun oleh transmigran, masih jelas dan nyata.

Lihat juga...